Rabu, 09 Januari 2013

Kegelisahan pada tingka umur tertentu





Kegelisahan adalah dimana kondisi pikiran dan hati kita tidak merasa tenang. Menurut wikipedia indonesia  gelisah adalah keadaan psikologis dan fisiologis dicirikan oleh komponen somatik, emosional, kognitif, dan perilaku. Seseorang dikatakan gelisah bisa dilihat dari tingkah laku dan raut atau ekspresi dari wajahnya. Kegelisahan bisa disebabkan oleh beban psikologis yang cukup berat.
Menurut Richard & lazarus (1969) kecemasan mempunyai 2 arti yaitu:
  1. Kecemasan sebagai suatu respon. Kecemasan ini yaitu reaksi individu terhadap kejadian atau peristiwa yang menimpa dirinya. hal ini dapat dilihat dari apa yang dilakukannya, apa yang dikatakannya, dan perubahan-perubahan fisik yang terjadi. Hampir semua individu merasakan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan dan sebagainya. Kecemasan dipandang sebagai suatu respon terhadap kondisi tertentu. Karena merupakan keadaan yang subyektif maka tak dapat diamati secara langsung. Hal ini hanya dapat diketahui dengan menarik suatu kesimpulan melalui penyebab dan akibatnya. 
  2. Kecemasan sebagai variabel perantara. Reaksi dan keadaan yang disebabkan oleh beberapa stimulius yang dapat berakibat tertentu dan dirasakan oleh dindividu lebih lanjut, atau suatu keadaan yang mempengaruhi rangkaian stimulus dan respon. kecemasan ini tidak dapat diketahui secara langsung, dari keadaan yang mendahului serta akibat-akibatnya. Jadi yang dapat diamati adalah kondisi stimulus dan tingkah laku cemas yang mendahului dan mengenai akibat-akibat fisiologis dari keadaan cemas. Hal ini didukung dengan teori crow dan crow (1973) bahwa kecemasan yang dialami individu dapat mempengaruhi fisik individu yang bersangkutan. Kecemasan ini tidak selalu berdasarkan atas kenyataan, tetapi dapat juga hanya merupakan imajinasi individu.

Darajat (1977,27) menyebutkan bahwa terdapat macam-macam atau bentuk-bentuk kecemasan, antara lain :
  1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui adanya bahaya yang mengancam dirinya.
  2. Rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
  3. Rasa cemas karena merasa berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan hati nurani.

Ciri-ciri orang yang sedang gelisah adalah mudah marah dan cemas. Beberapa cara mengatasi rasa gelisah:
1.      Selalu berpikirarn baik terhadap suatu masalah. Anggaplah suatu masalah tersebut akan memberikan hikmah pada suatu hari nanti
2.      Introspeksi diri, yaitu kita harus mengoreksi diri sendiri. Mengapa masalah tersebut terjadi pada kita? Apakah ada yang salah pada diri kita? Apa ada yang kurang dari saya?
3.      Sibukkan diri, berikan diri anda aktifitas yang segar dan dapat membuat anda tenang, dan dengan begitu anda kembali tenang dan dapat melupakan kepenatan untuk sejenak.
4.      Berkumpullah dengan orang-orang besar dan mintalah saran dari mereka, itu dapat membuat kita lebih tenang, karena saran dari mereka adalah saran dari orang-orang yang telah berpengalaman dan telah melalui rintangan dalam hidup ini.
5.      Biarkanlah yang berlalu itu berlalu, artinya anda harus merelakan yang terjadi sudahlah terjadi,  jangan terlalu dipikirkan dan jangan disesali.

Kegelisahan bisa dialami siapapun dan dimana pun. Kegelisahan disebabkan karena rasa cemas yang berlebihan. Seperti misalnya pada saat kita menghadapi ujian. Akan tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan cara menuliskan kegelisahan akan tes ujian secara substansial dapat meningkatkan nilai tes dan mencegah ketercekikan yang menakutkan. Sebagaimana manuver Heimlich untuk mengatasi ketercekikan dalam tekanan, menulis kekhawatiran yang berhubungan dengan tes selama 10 menit sebelum mengikuti suatu ujian besar nampaknya mengeluarkan kekhawatiran itu dan membuka jalan untuk pencapaian yang lebih tinggi, ungkap psikolog Gerardo Ramirez dan Sian Beilock, dari Universitas Chicago, seperti yang dilansir ScienceNews (13/01/11).
Dalam sebuah eksperimen lab terpisah, Ramirez dan Beilock awalnya memberikan tes matematika tekanan rendah dan kemudian tekanan tinggi kepada 47 mahasiswa dengan kemampuan matematika sebanding. Pada tes tekanan rendah, para mahasiswa diberitahukan untuk melakukan yang terbaik. Pada tes tekanan tinggi, yang dirancang untuk meningkatkan kecemasan tes, para relawan diberitahukan bahwa hasil tes mereka akan menentukan seberapa besar uang yang akan diberikan oleh yang melakukan eksperimen.

Para partisipan yang meluangkan 10 menit menulis pikiran mereka tentang tes tekanan tinggi sebelum melakukannya meningkatkan nilai mereka secara substansial lebih dari apa yang mereka peroleh pada tes tekanan rendah. Akan tetapi, dibandingkan dengan hasil tes tekanan rendah, nilai turun dengan jelas pada tes tekanan tinggi bagi para mahasiswa yang menulis tentang kejadian emosional lain dalam hidup mereka, atau yang tidak menulis apa-apa.

                                                                                                      
http://elfahri.blogspot.com/2012/03/feel.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar