Kegelisahan adalah
dimana kondisi pikiran dan hati kita tidak merasa tenang. Menurut wikipedia
indonesia gelisah adalah keadaan psikologis dan fisiologis dicirikan
oleh komponen somatik, emosional, kognitif, dan perilaku. Seseorang dikatakan
gelisah bisa dilihat dari tingkah laku dan raut atau ekspresi dari
wajahnya. Kegelisahan bisa disebabkan oleh beban psikologis yang cukup
berat.
Menurut Richard & lazarus (1969)
kecemasan mempunyai 2 arti yaitu:
- Kecemasan sebagai suatu respon. Kecemasan ini yaitu reaksi individu terhadap kejadian atau peristiwa yang menimpa dirinya. hal ini dapat dilihat dari apa yang dilakukannya, apa yang dikatakannya, dan perubahan-perubahan fisik yang terjadi. Hampir semua individu merasakan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan dan sebagainya. Kecemasan dipandang sebagai suatu respon terhadap kondisi tertentu. Karena merupakan keadaan yang subyektif maka tak dapat diamati secara langsung. Hal ini hanya dapat diketahui dengan menarik suatu kesimpulan melalui penyebab dan akibatnya.
- Kecemasan sebagai variabel perantara. Reaksi dan keadaan yang disebabkan oleh beberapa stimulius yang dapat berakibat tertentu dan dirasakan oleh dindividu lebih lanjut, atau suatu keadaan yang mempengaruhi rangkaian stimulus dan respon. kecemasan ini tidak dapat diketahui secara langsung, dari keadaan yang mendahului serta akibat-akibatnya. Jadi yang dapat diamati adalah kondisi stimulus dan tingkah laku cemas yang mendahului dan mengenai akibat-akibat fisiologis dari keadaan cemas. Hal ini didukung dengan teori crow dan crow (1973) bahwa kecemasan yang dialami individu dapat mempengaruhi fisik individu yang bersangkutan. Kecemasan ini tidak selalu berdasarkan atas kenyataan, tetapi dapat juga hanya merupakan imajinasi individu.
Darajat (1977,27) menyebutkan bahwa
terdapat macam-macam atau bentuk-bentuk kecemasan, antara lain :
- Rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui adanya bahaya yang mengancam dirinya.
- Rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
- Rasa cemas karena merasa berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan hati nurani.
Ciri-ciri
orang yang sedang gelisah adalah mudah marah dan cemas. Beberapa cara mengatasi
rasa gelisah:
1.
Selalu
berpikirarn baik terhadap suatu masalah. Anggaplah suatu masalah tersebut akan
memberikan hikmah pada suatu hari nanti
2.
Introspeksi
diri, yaitu kita harus mengoreksi diri sendiri. Mengapa masalah tersebut
terjadi pada kita? Apakah ada yang salah pada diri kita? Apa ada yang kurang
dari saya?
3. Sibukkan diri, berikan diri anda
aktifitas yang segar dan dapat membuat anda tenang, dan dengan begitu anda
kembali tenang dan dapat melupakan kepenatan untuk sejenak.
4. Berkumpullah
dengan orang-orang besar dan mintalah saran dari mereka, itu dapat membuat kita
lebih tenang, karena saran dari mereka adalah saran dari orang-orang yang telah
berpengalaman dan telah melalui rintangan dalam hidup ini.
5. Biarkanlah
yang berlalu itu berlalu, artinya anda harus merelakan yang terjadi sudahlah
terjadi, jangan terlalu dipikirkan dan
jangan disesali.
Kegelisahan bisa dialami siapapun dan dimana pun.
Kegelisahan disebabkan karena rasa cemas yang berlebihan. Seperti misalnya pada
saat kita menghadapi ujian. Akan tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan cara
menuliskan kegelisahan akan tes ujian secara substansial dapat meningkatkan
nilai tes dan mencegah ketercekikan yang menakutkan. Sebagaimana manuver
Heimlich untuk mengatasi ketercekikan dalam tekanan, menulis kekhawatiran yang
berhubungan dengan tes selama 10 menit sebelum mengikuti suatu ujian besar
nampaknya mengeluarkan kekhawatiran itu dan membuka jalan untuk pencapaian yang
lebih tinggi, ungkap psikolog Gerardo Ramirez dan Sian Beilock, dari
Universitas Chicago, seperti yang dilansir ScienceNews (13/01/11).
Dalam sebuah eksperimen lab terpisah, Ramirez dan
Beilock awalnya memberikan tes matematika tekanan rendah dan kemudian tekanan
tinggi kepada 47 mahasiswa dengan kemampuan matematika sebanding. Pada tes
tekanan rendah, para mahasiswa diberitahukan untuk melakukan yang terbaik. Pada
tes tekanan tinggi, yang dirancang untuk meningkatkan kecemasan tes, para
relawan diberitahukan bahwa hasil tes mereka akan menentukan seberapa besar
uang yang akan diberikan oleh yang melakukan eksperimen.
Para partisipan yang meluangkan 10 menit menulis pikiran mereka tentang tes tekanan tinggi sebelum melakukannya meningkatkan nilai mereka secara substansial lebih dari apa yang mereka peroleh pada tes tekanan rendah. Akan tetapi, dibandingkan dengan hasil tes tekanan rendah, nilai turun dengan jelas pada tes tekanan tinggi bagi para mahasiswa yang menulis tentang kejadian emosional lain dalam hidup mereka, atau yang tidak menulis apa-apa.
Para partisipan yang meluangkan 10 menit menulis pikiran mereka tentang tes tekanan tinggi sebelum melakukannya meningkatkan nilai mereka secara substansial lebih dari apa yang mereka peroleh pada tes tekanan rendah. Akan tetapi, dibandingkan dengan hasil tes tekanan rendah, nilai turun dengan jelas pada tes tekanan tinggi bagi para mahasiswa yang menulis tentang kejadian emosional lain dalam hidup mereka, atau yang tidak menulis apa-apa.
http://elfahri.blogspot.com/2012/03/feel.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar