Sabtu, 28 Maret 2015

TUGAS 2 PSIKOTERAPI



1.   PERBEDAAN ANTARA PSIKOTERAPI & KONSELING
a.         Mengenai tujuan
KONSELING
Menurut Hahn dan MacLean (1955) : Tujuan konseling menitikberatkan pada upaya pencegahan agar penyimpangan yang merusak dirinya tidak timbul. Konseling berhubungan dengan rencana jangka panjang yang bersangkut paut dengan pendidikan dan pekerjaan atau jabatan seseorang serta pencegahan terhadap munculnya gangguan dalam bidang kesejahteraan mental.
PSIKOTERAPI
Sedangkan Menurut Hahn dan MacLean (1955), psikoterapi terlebih dahulu menangani penyimpangan yang merusak dan baru kemudian menangani usaha pencegahannya. Singkatnya berhubungan dengan tujuan penyembuhan.
b.      Mengenai klien, konselor dan penyelenggaranya
KONSELING
·                     Klien yang menjalani konseling tidak digolongkan sebagai penderita penyakit jiwa, tetapi dipandang sebagai seseorang yang mampu memilih tujuan-tujuannya, membuat keputusan dan secara umum bisa bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri dan terhadap hari depannya.
·                     Konseling dipusatkan pada keadaan sekarang dan yang akan datang.
·                     Kegiatan konseling bisa dilakukan misalnya di sekolah atau di Lembaga Pendidikan yang lain termasuk Perguruan tinggi, Lembaga atau Biro khusus atau praktik ptribadi untuk memberikan terhadap layanan itu.
PSIKOTERAPI
·                     Menurut Patterson dan  Pallone, keduanya menyatakan bahwa psikoterapi diberikan kepada seseorang sebagai pasien.
·                     Psikoterapi juga bisa dilakukan dalam kegiatan yang sifatnya klinis di sekolah atau Lembaga/Yayasan tersebut, dengan pengaturan tempat dan suasana yang khusus, sekalipun lebih banyak dilakukan di lembaga yang berhubungan dengan kesehatan.

c.                   Mengenai metode
Perbedaan antara keduanya sebenarnya tidak terlalu besar, demikian diucapakan oleh Patterson, karena beberapa metode pada masing-masing seperti penciptaan rapport, peranan klien dan arah hubunga atau pendekatan, kesemuanya dipakai oleh keduanya.
Brammer & Shostrom mengemukakan bahwa :
1.                  Konseling ditandai oleh adanya terminology seperti: “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short-term.”
2.                  Sedangkan psikoterapi ditandai oleh: “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics, and other severe emotional problems and long-term.”

2.    BENTUK-BENTUK UTAMA DARI TERAPI
Pada awalnya, Wohlberg (dalam Gunarsa, 1992) mengatakan bahwa konseling yang berhubungan dengan tujuan  yaitu untuk memberikan support atau dukungan (supportive) dan mendidik kembali (reeducation), sedangkan psikoterapi bertujuan untuk merekonstruktif kepribadian seseorang (reconstructive)

Berdasarkan ketiga tujuan tersebut, ternyata masing – masing memiliki bentuk – bentuk terapi yang dibagi ke dalam tiga terapi sesuai dengan tujuan dari terapi tersebut, yaitu yang pertama terapi supportive, kedua terapi reeducative, dan yang terakhir adalah terapi reconstructive. Berikut penjelasan mengenai ketiga terapi tersebut: 

·                     Terapi Supportive adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Psikoterapi supportive (supresif atau non spesifik). Tujuan psikoterapi jenis ini ialah menguatkan daya tahan mental yang dimilikinya sehingga lebih bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Lalu seperti yang dikatakan oleh (Maramis, 2005) psikoterapi ini juga berfungsi untuk mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. Sedangkan menurut Anonym tahun 2001, supportive meningkatkan kemampuan adaptasi lingkungan. Supportive Therapy dibagi kedalam beberapa bentuk, antara lain adalah Ventilasi yaitu suatu bentuk psikoterapi supportive yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang. Selain ventilasi, ada juga persuasi yaitu suatu bentuk psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya. Selanjutnya ada Reassurance yaitu suatu bentuk psikoterapi supportive yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya. Lalu ada Sugestive yaitu suatu bentuk psikoterapi supportive yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang. Sedangkan bimbingan juga termasuk kedalam psikoterapi ini yang diartikan sebagai suatu bentuk yang memberi nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian. Terakhir yang tergolong dalam psikoterapi ini adalah penyuluhan (membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri).

·                     Terapi Reeducative adalah mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri., memodifikasikan tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain adalah terapi hubungan antar manusia (relationship therapy), terapi sikap (attitude therapy), terapi wawancara (interview therapy) analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf Meyer), Konseling terapetik, Terapi case work, Reconditioning, Terapi kelompok yang reedukatik, dan terakhir Terapi somatik

·                     Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Tujuannya adalah untuk merubah kepribadian sehingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru. Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara lain dengan Psikoanalisa freud dan Psikoanalisa non freud psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa dengan cara: asosiasi bebas, analisis mimpi, hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi main, terapi kelompok analitik. Beberapa jenis psikoterapi suportif semua dokter kiranya harus dapat melakukan psikoterapi suportif jenis katarsis, persuasi, sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan (konseling) kembali memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada.




Daftar Pustaka

Elvira SD. (2005). Kumpulan makalah psikoterapi. Depok: Balai Penerbit FKUI.

Gunarsa, Singgih. (1992). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.

Mappiare, Andi. 1992. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Semiun. Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius

Jumat, 20 Maret 2015

TUGAS 1 PSIKOTERAPI



1.      PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Psikoterapi secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni ‘psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sederhananya: jiwa dan “therapy” dari bahasa Yunani yang berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan”. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan “ psychotherapy” tidak tercantum, tetapi ada perkataan “psychotherapeutic” yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian perawatan melalui teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologik terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.

2.      TUJUAN DAN UNSUR DALAM PSIKOTERAPI
a.          Tujuan psikoterapi
·      Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah: membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari.
·      Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) adalah: membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari.
·      Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah: untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnys secara wajar dan  menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan   mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
·      Corey (1991) merumuskan tujuan psikoterapi pada pendekatan terpusat pada pribadi dengan: untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat. Untuk memungkinkannya berkembang kea rah keterbukaan, memperkuat kepercayaan diri, kemauan melakukan sesuatu dan meningkatkan spontanitas dan kesegaran dalam hidupnya.
·         Ivey, et al (1987) juga merumuskan mengenai pendekatan eksistensialistik-humanistik: Menemukan arti dan melakukan tindakan. Menyadarkan akan hal-hal yang azasi pada manusia tentang pemilihan, keterlibatan diri dan kecemasan serta mengembangkan aspek-aspek dalam dirinya agar mencapai kematangan pada tujuan-tujuan hidupnya.
·         Sedangkan Corey (1991) merumuskan mengenai terapi-eksistensialistik sebagai: Untuk membantu seseorang mengetahui bahwa ia punya kebebasan dan menyadari akan kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki.
·         Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, dijelaskan oleh Ivey, et al (1987) sebagai berikut: Untuk menghilangka kesalahan dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
·         Tujuan psikoterapi dengan metode teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987) sebagai berikut: Membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya.
b.                  Unsur-unsur dalam psikoterapi
Menurut Masserman ada delapan parameter pengaruh dasar yang mencangkup unsur-unsur lazIm pada semua jenis psikoterapi.
a.       Peran social
b.      Hubungan (Persekutuan tarapeutik)
c.       Hak
d.      Retrospeksi
e.       Reduksi
f.       Rehabilitisi, memperbaiki gangguan perilaku berat
g.      Resosialisasi
h.      Rekapitulasi



DAFTAR PUSTAKA

Singgih, Gunarsa. (2011). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Libri.