Kamis, 12 November 2015

Tugas 2 Sistem Informasi Psikologi

KOMPONEN SISTEM


1. TUJUAN : Untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pemerkasaan dan pengorganisasian.

 

2. INPUT  : Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa doumen-dokumen dasar.

 

3.  BLOK MODEL : Terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu

 

4. BLOK TEKNOLOGI  : Merupakan kotak alat dalam SI. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan sekaligus mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dalam sistem secara keseluruhan.

 

5. OUTPUT  : Produk dari sIstem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai sistem.

 

6. BLOK KENDALI : Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak system dapat dicegah atau pun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

 

8. LINGKUNGAN : Manusia merupakan personel dari sistem informasi,meliputi manajer, analis, programmer dan operator serta bertanggung jawab terhadap perawatan system.

 

 

 
 
 
COMPUTER BASED INFORMATION SYSTEM (CBIS)
 
1.      Definisi CBIS
Istilah Computer Based Information System (CBIS) sebenarnya mengacu pada system informasi yang dikembangkan berbasis teknologi computer. Ssistem informasi berbass computer merupakan sebuah system yang terintegrasi, sistem-manusia-mesin yang memanfaatkan perangkat perangkat keras, perangkat lunak, database, dan prosedur yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang mendukung kegiatan organisasi.
System informasi berbasi computer merupakan system pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat batu pengambilan keputusan. Pada kenyataannya, system informasi yang akurat dan efektif selalu berhubungan dengan istilah “computer based” atau pengolahan informasi yang berbasis computer.
2.      Evolusi CBIS
Dalam perjalannya Sistem Informasi Manajemen tidak serta merta menjadi sebuah sistem yang seperti kita rasakan saat ini melainkan ada tahapan-tahapan perkembangan dari sistem yang terfokus untuk menghimpun, menyimpan dan memproses data saja sampai terciptanya sistem yang mengelola data tersebut menjadi sebuah informasi dan dari informasi tersebut terciptalah sistem pendukung keputusannya, berikut perinciannya:
a.       Fokus pada awal data (SIA)
Sistem pemrosesan transaksi merupakan jenis sistem yang pertama kali di implementasikan. Focus utama sistem ini adalah pada data transaksi. Sistem informasi ini digunakan untuk menghimpun, menyimpan dan memproses data transaksi serta seringkali mengendalikan keputusan yang merupakan bagian dari keputusan. 
b.      Focus pada informasi
Tahun 1964 diperkenalkan satu generasi baru alat penghitung yang mempengaruhi cara penggunaan komputer. Konsep penggunaan computer sebagai SIM dipromosikan oleh pembuat computer untuk mendukung peralatan baru tersebut. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini segera diterima oleh perusahaan besar karena dengan adanya Manajemen Informasi perusahaan akan mudah mendappatkan informasi yang akurat dan tepat guna mendukung dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan tersebut.
c.       Focus revisi pada pendukung keputusan (SPK)
Sistem pendukung keputusn (Decision support system) adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemnaipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang tidak terstruktur dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana seharusnya dibuat.
d.      Focus pada komunikasi
Pada waktu DSS berkembang, perhatian juga difokuskan pada otomatisasi kantor (office automation/OA) OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan elektronik. OA telah berkembang meliputi beragam aplikasi seperti konferensi jarak jauh, voice mail, e-mail, electronic calendaring, facsimile transmission.
e.       Focus potensial pada konsultasi
Komputer dapar di program untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia, suatu aplikasi yang dinamakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) atau biasa disebut dengan sistem pendukung kecerdasan.
 
Evolusi dari Computer Based Information System mengikuti life cycle, yang terdiri dari siklus hidup suatu sistem bisa berlangsung beberapa bulan ataupun beberapa tahun. Penentu lama dan yang bertanggung jawab atas SLC berulang ialah pemakai CBIS. Walau mungkin banyak orang yang menyumbangkan keahlian khusus mereka untuk pengembangan sistem berbasis komputerm pemakailah yang bertanggung jawab atas SLC berulang ialah pemakai CBIS.
Tanggung jawab untu mengelola CBIS ditugaskan pada manajer. Seiring berkembangangnya CBIS, manajer mengembalikan CBIS untuk memastikan bahwa sistem tersebut terus menyediakan dukungan yang diharapkan.
 
 
 
Daftar pustaka
 
Marimin., Tanjung, H., & Prabowo. H. (2006). Sistem informasi manajemen sumber daya manusia. Jakarta : PT Grasindo.
 
Al Fatta, H. (2007). Analisis dan perancangan sistem informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern. Yogyakarta : ANDI.
 
http://willie.blog.binusian.org
 
 

Minggu, 18 Oktober 2015

Tugas 1 Sistem Informasi Psikologi







a.       Definisi Sistem
Menurut Jogianto (2005) sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang benar-benar ada dan terjadi.
Menurut Davis ( 1991) sistem secara fisik adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.
Dengan demkian system adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran tertentu.
b.      Definisi Informasi
Menurut Gordon. B Davis informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.
c.       Definisi Psikologi
Menurut Woodworth dan Marquis, psikologi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas dari individu baik aktivitas kognitif, motorik maupun emosional.
Branca mengemukakan bahwa psikologi merupakan ilmu tentang perilaku dan dalam hal ini menyangkut perilaku manusia.
d.      Definisi Sistem Informasi Psikologi
Jadi sistem informasi psikologi adalah suatu system didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi yang menyediakan laporan-laporan dalam bidang psikologi yang dapat bermanfaat bagi penggunanya.


Daftar Pustaka

Hutahean, J. (2014). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish
Walgito, B. (2005). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: CV Andi Offset

Jumat, 29 Mei 2015

Terapi Behavioral

KONSEP UTAMA


Gerald Corey menjelaskan bahwa terapi behavioral adalah pendekatan-pendekatan terhadap konseling dan psikoterapi yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku. Pendekatan, teknik, dan prosedur yang dilakukan berakar pada berbagai teori tentang belajar.  Terapi behavior adalah salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Aktifitas inilah yang disebut sebagai belajar.

Hakikat Manusia dalam Terapi Behavioral
Hakikat manusia dalam pandangan para behaviorist adalah pasif dan mekanistis. Manusia dianggap sebagai sesuatu yang dapat dibentuk dan doprogram sesuai dengan keinginan lingkungan yang membentuknya. Perilaku manusia adalah efek dari lingkungan dan pengaruh yang paling kuat. Maka hal itulah yang akan membentuk diri individu.

UNSUR-UNSUR TERAPI BEHAVIORAL

1.      Munculnya gangguan
Terapi perilaku (Behaviour Therapy) adalah pendekatan untuk psikoterapi  yang didasari oleh teori belajar yang bertujuan untuk menyembuhkan psikopatologi seperti: depression, anxiety disorders, phobias, dengan memakai teknik yang didesain menguatkan kembali perilaku yang diinginkan dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.

2.    Tujuan terapi
Terapi behavioral  memfokuskan pada persoalan-persoalan perilaku spesifik atau perilaku menyimpang yang bertujuan untuk menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar dengan dasar bahwa segenap tingkah laku itu dipelajari, termasuk tingkah laku yang maladaptif.


3.    Peran terapis
Perhatian utama konselor behavioral adalah perilaku yang tampak. Dengan alasan ini banyak asumsi yang berkembang tentang pola hubungan konselor dengan klien lebih manipulatif-mekanistik dan sangat tidak pribadi. Namun setelah diperhatikan lebih lanjut, pendekatan dalam konseling behavioral lebih cenderungg direktif karena dalam pelaksanaannya konselor-lah yang lebih banyak berperan.
Sikap yang dimiliki oleh konselor behavior adalah lebih menerima dan mencoba memahami apa yang dikemukakan konseli tanpa menilai dan mengkritiknya. Dalam proses terapi, konselor berperan sebagai guru atau mentor.
Peran Konselor:
a.       Menyebutkan tingkah laku maladaptif
b.      Memilih tujuantujuan yang masuk akal
c.       Mengarahkan dan membimbing keluarga untuk merubah tingkah laku yang tak sesuai.

Tugas utama terapis adalah melakukan tindak lanjut penilaian untuk melihat apakah perubahan yang tahan lama dari waktu ke waktu. Penekanannya adalah untuk membantu klien mempertahankan perubahan dari waktu ke waktu dan memperoleh keterampilan mengatasi perilaku dan kognitif untuk mencegahnya kambuh.



Teknik-teknik Terapi Behavioral
Untuk mencapai tujuan dalam proses konseling diperlukan teknik-teknik yang digunakan untuk pengubahan perilaku. Beberapa tekniknya sebagai berikut:
a.       Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan teknik relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negatif, biasanya berupa kecemasan, dan menyertakan respon yang berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan dengan cara memberikan stimulus yang secara perlahan dan santai.
b.      Terapi Implosif
Terapi Implosif dikembangkan atas dasar pandangan tentang seseorang yang secara berulang-ulang dihadapkan pada situasi kecemasan dan konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan ternyata tidak muncul, maka kecemasan akan hilang. Atas dasar itu klien diminta untuk membayangkan stimulus-stimulus yang menimbulkan kecemasan.

c.       Latihan Perilaku Asertif
Latihan perilaku asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan untuk menyatakan dirinya bahwa tindakannya layak atau benar.
d.      Pengkondisian Aversi
Teknik pengkondisian diri digunakan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara menyajikan stimulus yang tidak menyenangkan, sehingga perilaku yang tidak dikehendaki tersebut terhambat kemunculannya.  
e.       Pembentukan Perilaku Model
Perilaku model digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien, memperkuat perilaku yang sudah terbentuk dengan menunjukkan kepada klien tentang perilaku model, baik menggunakan model audio, model fisik, atau lainnya yang dapat diamati dan dipahami jenis perilaku yang akan dicontoh.
f.       Kontrak Perilaku
Kontak perilaku adalah persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan klien) untuk mengubah perilaku tertentu pada klien. Dalam terapi ini konselor memberikan ganjaran positif yang penting dibandingkan memberikan hukuman jika kontrak tidak berhasil.
g.      Token Ekonomi
Token ekonomi dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku apabila persetujuan dan pemerkuat yang tidak bisa diraba lainnya tidak memberikan pengaruh. Dalam token ekonomi, tingkah laku yang layak bisa diperkuat dengan perkuatan yang nyata yang nantinya bisa ditukarkan dengan objek atau hak istimewa yang diinginkan. Tujuan prosedur ini adalah mengubah motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi yang intrinsik. Diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang diinginkan akhirnya dengan sendirinya akan menjadi cukup mengganjar untuk memelihara tingkah laku yang baru.


SUMBER

Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama



Selasa, 28 April 2015

TERAPI HUMANISTIK



KONSEP TERAPI HUMANISTIK

Tokoh dari humanistik eksistensial adalah Abraham Maslow yang terkenal dengan teori aktualisasi diri. Selain itu, ada tokoh lain dari humanistik eksistensial yaitu Carl Rogers yang dikenal dengan metoda terapi yang dikembangkannya, yaitu terapi yang berpusat pada klien (Client-Centered Therapy). Dasar dari terapi humanistik eksistensial adalah penekanan keunikan setiap individu serta memusatkan perhatian pada kecenderungan alami dalam pertumbuhan dan perwujudan dirinya. Teori humanistik eksistensial berfokus pada diri manusia. Pendekatan humanistik eksistensial merupakan suatu pendekatan yang berusaha mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, yakni memberikan gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi.
      Dalam terapi ini para ahli tidak mencoba menafsirkan perilaku penderita, tetapi terapis bertujuan untuk memperlancar kajian pikiran dan perasaan seseorang dan membantunya memecahkan masalahnya sendiri. Pedekatan ini memberikan kontribusi yang besar dalam bidang psikologi, yakni tentang penekanannya terhadap kualitas manusia terhadap manusia yang lain dalam proses terapeutik. Salah satu pendekatan yang dikenal dalam terapi humanistik eksistensial adalah terapi yang berpusat kepada klien atau Client-Centered Therapy.
      Terapis humanistik eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa lari dari kebebasan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Terapi humanistik eksistensial menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Kesadaran diri berkembang sejak seseorang masih bayi. Perkembangan kepribadian yang normal berlandasankan keunikan masing-masing individu.

TEKNIK TERAPI HUMANISTIK
Teori humanistik eksistensial tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Prosedur-prosedur konseling bisa dipungut dari beberapa teori konseling lainnya, seperti teori Gestalt dan Analisis Transaksional. Tugas konselor disini adalah menyadarkan konseling bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia bisa memaknainya.
UNSUR-UNSUR TERAPI

1.                  Munculnya gangguan
Model humanistik kepribadian, psikopatologi, dan psikoterapi awalnya menarik sebagian besar konsep-konsep dari filsafat eksistensial, menekankan kebebasan bawaan manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat di sini dan sekarang menghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan. Pencarian makna dalam kehidupan masing-masing individu adalah tujuan utama dan aspirasi tertinggi. Pendekatan humanistik kontemporer psikoterapi berasal dari tiga sekolah pemikiran yang muncul pada 1950-an, eksistensial, Gestalt, dan klien berpusat terapi.
2.                  Tujuan Terapi
·                     Membantu individu menemukan nilai, makna, dan tujuan hidup manusia sendiri.
·                     Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan.
·                     Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi.
·                     Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.
·                     Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik: (1) menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, (2) memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul tanggung jawab untuk memilih.

3. Peran Terapis
Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikoterapi Humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
•Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
•Menyadari peran dan tanggung jawab terapis
•Mengakui sifat timbale balik dari hubungan terapeutik.
•Berorientasi pada pertumbuhan
•Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.
•Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien.
•Memandang terapis sebagai model, bisa secara implicit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
•Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandagan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
•Bekerja kearah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.



SUMBER
Palmer, Stephen. 2010. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Semarang: IKIP Semarang Press.

LOGOTERAPI



KONSEP LOGOTERAPI

Logoterapi berasal dari kata "logos" yang dalam bahasa Yunani berarti makna (meaning) dan juga rohani (spirituality), sedangkan terapi adalah penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan sevagai corak psikolog / psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia di samping dimensi ragawi daN kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the meaningful life) yang didambakannya.
Ada tiga asas utama logoterapi yag menjadi inti dari terapi ini, yaitu :
  1. Hidup itu memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup.
  2. Setiap manusia memiliki kebebasan - yang hampir tidak terbatas - untuk menentukan sendiri makna hidupnya. dari sini kita dapat memilih makna setiap peristiwa yang terjadi dalam diri kita, apakah itu makna positid ataupun makna yang negatif. Makna positif ini lah yang dimaksud denga hidup bermakna.
  3. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sikap terhadap peristiwa tragis yang tidak dapat dielekkan lagi yang menimpa dirinya sendiri dan lingkungan sekitar.
Ajaran logoterapi

Ketiga asas itu tercakup dalam ajaran logoterapi mengenai eksistensi manusia dan makna hidup sebagai berikut
  1. Dalam setiap keadaan, termasuk dalam penderitaan sekalipun, kehidupan ini selalu mempunyai makna.
  2. Kehendak untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama setiap orang.
  3. Dalam batas-batas tertent manusia memiliki kebebasan dan tangg7ung jawab pribadi untuk memilih, menentukan dan memenuhi makna dan tujuan hidupnya.
  4. Hidup bermakna diperoleh dengan jalan merealisasikan kedalam tiga nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai kreatif (creative values), nilai-nilai penghayatan (eksperiental values) dan nilai-nilai versikap (attitudinal values).

UNSUR-UNSUR TERAPI
1.      Munculnya Gangguan
Logoterapi ini biasanya dilakukan untuk klien-klien yang mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), karena biasanya orang yang stres akibat trauma cenderung menyalahkan dirisendiri bahkan bisa ke resiko mencederai diri dan orang lain.
2.       Tujuan Terapi
Tujuan dari logoterapi adalah agar setiap pribadi:
a. memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya;
b. menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan.
c. memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mampu tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna
3.  Peran Terapis
Peranan dan Kegiatan Terapis
Menurut Semiun (2006) terdapat beberapa peranan dan kegiatan terapis dapat dikemukakan secara singkat di bawah ini.
1. Menjaga hubungan yang akrab dan pemisahan ilmiah.
Terapis pertama-tama harus menciptakan hubungan antara klien dengan mencari keseimbangan antara dua ekstrem, yakni hubungan yang akrab (seperti simpati) dan pemisahan secara ilmiah (menangani klien sejauh ia melibatkan diri dalam teknik terapi).
2. Mengendalikan filsafat pribadi
Maksudnya adalah terapis tidak boleh memindahkan filsafat pribadi pada klien, karena logotherapy digunakan untuk menangani masalah-masalah yang menyangkut nilai-nilai dan masalah spiritual, seperti aspirasi terhadap hidup yang bermakna, makna cinta, makna penderitaan, dan sebagainya.
3. Terapis bukan guru atau pengkhotbah
Terapis adalah seorang spesialis mata dalam pengertian bahwa ia memberi kemungkinan kepada klien untuk melihat dunia sebagaimana adanya, dan bukan seorang pelukis yang menyajikan dunia sebagaimana ia sendiri melihatnya.
4. Memberi makna lagi pada hidup
Salah satu tujuan logotherapy adalah menemukan tujuan dan maksud keberadaannya. Kepada klien bahwa setiap kehidupan memiliki potensi-potensi yang unik dan tugas utamanya adalah menemukan potensi-potensi itu. Pemenuhan tugas ini memberi makna pada kepada hidupnya.
5. Memberi makna lagi pada penderitaan
Di sini, terapis harus menekan bahwa hidup manusia dapat dipenuhi tidak hanya dengan menciptakan sesuatu atau memperoleh sesuatu, tetapi juga dengan menderita. Manusia akan mengalami kebosanan dan apati jika ia tidak mengalami kesulitan atau penderitaan.
6. Menekankan makna kerja
Tugas terapis adalah memperlihatkan makan pada pekerjaan itu sehingga nilai-nilai yang dimiliki oleh orang-orang yang bekerja berubah. Tanggunga jawab terhadap hidup dipikul oleh setiap orang dengan menjawab kepada situasi-situasi yang ada. Ini dilakukan bukan dengan perkataan, melainkan dengan tindakan. Kesadaran akan tanggung jawab timbul dari kesadaran akan tugas pribadi yang konkret dan unik.
7. Menekankan makna cinta
Tugas terapis adalah menuntut klien untuk mencintai dalam tingkat spiritual atau tidak mengacaukan cinta seksual dengan cinta spiritual yang menghidupi pengalaman orang lain dalam semua keunikan dan keistimewaannya.


TEKNIK-TEKNIK LOGOTERAPI

o   Intensi Paradoksikal
Teknik intensi paradoksikal merupakan teknik yang dikembangkan Frankl berdasarkan kasus kecemasan antispatori, yaitu kecemasan yang ditimbulkan oleh antisipasi individu atas suatu situasi atau gejala yang ditakutinya. Intensi paradoksikal adalah keinginan terhadap sesuatu yang ditakuti.
o   Derefleksi
Derefleksi merupakan teknik yang mencoba untuk mengalihkan perhatian berlebihan ini pada suatu hal di luar individu yang lebih positif. Derefleksi memanfaatkan kemampuan transendensi diri yang ada pada manusia. Dengan teknik ini individu diusahakan untuk membebaskan diri dan tak memperhatikan lagi kondisi yang tidak nyaman untuk kemudian lebih mencurahkan perhatian kepada hal-hal lain yang positif dan bermanfaat. Dengan berusaha mengabaikan keluahannya, kemudian mengalihkannya pada hal-hal yang bermanfaat, gejala, kemudian mengalihkannya pada hal-hal yang bermanfaat, gejala hyper intention akan menghilang (Bastaman, 1995).
o   Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani adalah metode yang khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif terhadap penderitaanya dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan tersebut.

SUMBER:
Bastaman, Djumhana, dkk. (1995). Integrasi Psikologi dengan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius.