Cinta
sebuah kalimat sederhana yang memiliki banyak makna. Cinta adalah sebuah
anugerah terindah dalam kehidupan setiap insan di dunia ini. Cinta tak
memandang bagaimana fisik,darimana ia berasal,maupun materi. Cinta bisa
dirasakan oleh siapa saja,kapan saja, dan dimana saja. Cinta itu indah, lembut,
takkan pernah menyakiti. Memberi tanpa mengharap balasan. Cinta bersifat
Universal. Definisi cinta bermacam-macam, seperti cinta terhadap Tuhan, cinta
terhadap orangtua, cinta terhadap keluarga, cinta terhadap lawan jenis, cinta
terhadap alam dan masih banyak lagi. Sedangkan kata kasih artinya perasaan
sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan, dengan demikian arti cinta
dan kasih hampir bersamaan. Manusia tanpa cinta kasih tidak akan bisa hidup,
bayangkan saja jika di dunia ini manusia tidak memiliki cinta kasih antar
sesama pasti dunia akan terasa hampa.tidak ada yang peduli satu sama lain dan
menjadi individualisme. Jadi dapat disimpulkan bahwa cinta dan kasih saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia. Menurut psikolog Zick Rubin, cinta terdiri atas 3 unsur yakni:
- Keterikatan (attachment)
- Kepedulian (caring)
- Keintiman (intimacy)
Cinta bersifat abstrak, dapat dialami tapi
susah untuk dijelaskan. Manusia sebagai objek/pelakunya. Seiring dengan
berkembangnya jaman, perbedaan –perbedaan dalam hal cinta kasih sedikit banyak
mengalami perubahan. Dalam dunia psikologi Seperti hal nya cinta terhadap pasangan/lawan
jenis adalah hal biasa kita rasakan, tetapi tentunya ada perbedaan antara cinta
kasih jaman sekarang dengan jaman dahulu, seperti di jaman ibu dan ayah kita
misalnya.
Contoh
Kasus:
Zaman dahulu, cinta terhadap pasangan biasanya
mungkin hanya bisa diungkapkan melalui surat karena dulu teknologi belom
secanggih jaman sekarang, karena malu untuk mengatakannya secara langsung. Dan
biasanya tidak melalui fase Pendekatan atau yang biasa disebut dengan PDKT.
Karena orang jaman dahulu cenderung lebih berfikir ingin langsung
berkeluarga/menikah dibandingkan dengan pacaran yang hanya untuk sekedar
senang-senang dan main-main. Ini bisa dilihat seperti mungkin ibu-bapak kita
yang kebanyakan menikah di usia muda. Hal tersebut dikarenakan agar tidak
menjadi fitnah, karena seperti kita ketahui orang tua jaman dahulu lebih ketat
dalam menjaga anak perempuannya agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang
tidak diinginkan. Tidak hanya itu, bahkan
mungkin gaya pacaran remaja jaman dahulu lebih mirip dengan ta’aruf. Berbeda dengan gaya berpacaran anak
anak remaja jaman sekarang yang mungkin terbilang sangat jauh berbeda dengan di
jaman orangtua kita dahulu. Ini terlihat dari pasangan-pasangan muda yang tidak
canggung mengumbar kemesraan di depan umum, seperti berpegangan tangan atau
saling merangkul satu sama lain. Ini jelas terlihat berbeda dengan jaman
dahulu, dimana orang-orang jaman dahulu untuk sekedar berpegangan pun mereka
mungkin tidak berani, karena di ajaran agama islam pun berpacaran diharamkan
dan termasuk berzinah. Orang tua di jaman dahulu sangat berpegang teguh pada
ajaran agama, dan norma moral yang berlaku di masyarakat.
Sedangkan
di zaman era globalisasi ini , remaja sangat terpengaruh oleh budaya asing yang
dianggap sedang trend dan ada istilah “ga gaul” kalau tidak mengikuti trend
tersebut. Contohnya saja mulai dari cara berbicara, dan gaya hidup bebas yang
banyak ditiru remaja di Indonesia. Nah gaya hidup bebas inilah yang memicu
remaja menjadi cuek akan lingkungan. Mereka tidak sungkan lagi mengumbar
kemesraan di depan umum. Akan tetapi tidak jarang orangtua yang menganggap
bahwa hal tersebut sudah biasa. Padahal didalam ajaran agama islam, bersentuhan
dengan lawan jenis yang bukan muhrim nya adalah sesuatu yang haram. Gaya
pacaran jaman sekarang sangat jauh dari agama. Tidak sedikit dari anak-anak
remaja sekarang yang sudah melakukan seks bebas, bahkan ada yang sampai hamil
diluar nikah. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi kondisi psikis mereka. Teknologi internet adalah salah satu faktor
yang sangat berpengaruh, karena bisa saja mereka melihat hal-hal negative yang
tidak seharusnya mereka lihat. Mungkin
gaya berpacaran dahulu jika diterapkan di zaman sekarang akan sangat terlihat
kaku atau bahkan mungkin terkesan cupu. Hal ini bisa kita temui dilingkungan sekitar
kita.
Saran:
Sebaiknya
orangtua bisa lebih mengawasi dan memperhatikan perilaku anak remaja yang dalam
tahap pertumbuhan. Mulai dari dengan siapa mereka bergaul maupun dari teknologi
internet dan televisi. Karena internet dan televisi sangat menjadi acuan para
remaja dalam melakukan tindakan-tindakan
yang belum bisa terkontrol. Hal ini disebabkan karena remaja masih belum bisa
mengontrol emosi dan cenderung berfikir pendek. Mereka tidak memikirkan akibat
dari tindakan yang mereka lakukan, karena masih labil dalam mencari jati diri.
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, pengetahuan tentang ilmu agama harus
orangtua lebih ajarkan secara mendalam. Karena apabila anak sudah mengerti dan
paham akan dosa, maka dia akan takut untuk melakukannya. Dan juga pengawasan
terhadap apa yang mereka lakukan di dunia maya juga harus diperketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar