BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, kemunculan teknologi internet menyebabkan
faktor kedekatan hanya dimaknai secara teoritis, yakni jarak berdasarkan satuan
kilometer. Teknologi internet rupa-rupanya memediasi orang-orang dengan keterpisahan
jarak hinga ribuan mil menjadi seperti berjarak beberapa jengkal saja.
Bagaimana tidak, dengan internet, orang dapat menemui orang-orang asing saat
itu juga tanpa harus membeli tiket pesawat untuk sekedar bercakap-cakap dan
menjadi akrab. Hal ini karena keakraban dan jarak fungsional dalam komunikasi
di internet ditentukan oleh layar komputer. Yang menjadi pertanyaan, apakah
terdapat perbedaan antara hubungan yang dijalin via computer dibanding dengan
yang dibentuk dalam kehidupan sehari-hari? Berbagai riset telah dilakukan untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Dalam salah satu penelitian, ternyata ditemukan
bahwa mereka yang berkenalan melalui internet lebih saling tertarik dibanding
mereka yang berjumpa secara langsung (tatap muka). Hal ini dikarenakan, ketika
berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang melalui kualitas percakapan,
sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung dengan tatap muka,
ketertarikannya lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green, &
Gleason, dalam Aronson, 2010:2).
1.2 Rumusan
Masalah
* Mengetahui
tentang ketertarikan Interpersonal dalam internet
* Apa saja
hambatan psikologi dalam interpersonal onlone-relatio
* Apa saja
perilaku negative dalam interpersonal online-relation
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Fenomena
Daya Tarik Interpersonal melalui Internet
Fenomena
daya tarik interpersonal atau ketertarikan antar satu indivudu dengan individu
lainnya dapat terjadi dengan berbagai cara, baik dengan cara bertatap muka
maupun bercakap-cakap via internet. Penyebab dari mengapa seseorang dapat
tertarik untuk menjalin persahabatan dan percintaan dengan orang lain dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: faktor kedekatan, kesamaan, kesukaan
timbal balik, dan daya tarik fisik (Aronson dkk, 2010). Tempat tinggal yang
berdekatan memungkinkan antara orang yang satu dan orang lainnya untuk sering
bertatap muka. Semakin sering bertatap muka, maka kemungkinan untuk terjalin
komunikasi dan ketertarikan untuk bersahabat semakin mungkin terjadi. Demikian
pula dengan faktor kesamaan; orang akan cenderung untuk merasa tertarik dan
merasa nyaman jika bertemu dan bercakap-cakap dengan orang lain yang mempunyai
kesamaan baik dari segi fisik, opini, pengalaman, kepribadian, maupun gaya
interpersonalnya. Sebaliknya, bila bertemu dengan orang-orang yang terlalu
banyak perbedaannya, orang akan cenderung tidak nyaman dan menjauh. Kemudian,
berdasarkan faktor timbal balik, individu akan lebih tertarik jika
bercakap-cakap dengan individu lain yang dia ketahui menyukai dirinya dan kurang
tertarik dengan individu yang diketahuinya membencinya. Sementara itu,
berdasarkan faktor daya tarik fisik, dalam komunikasi face to face, secara
tidak sadar orang akan cenderung tertarik untuk berhubungan interpersonal
dengan orang lain yang menurut persepsinya indah dipandang.
.
2.2 Hambatan
psikologi dalam interpersonal online-relation
1. Norma dan
Etika yang Kurang Berlaku, sudah tidak jarang bahkan untuk saat ini sudah
banyak kita lihat seorang pengguna internet yang terlalu frontal dalam
memberikan komentar-komentarnya dijejaring social, saya ambil contoh
seperti disitus yahoo.com. berbagai macam orang berkomentar dengan
mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak dikatakan disitu. Jadi sang
pengguna ini telah melanggar norma dan etika yang berlaku.
2. Adanya Identitas Palsu,
seperti yang kita lihat sekarang banyak sekali orang yang memalsukan
identitasnya. Dalam kata lain dia tidak menjadi dirinya sendiri. Seperti dalam
facebook ataupun twitter dan jejaring social lainnya seseorang menggunakan nama
lain, tanggal lahir yang tidak sesuai bahkan ada yang menuliskan status-status
yang aneh atau kita bisa sebut “ALAY”. dan pemalsuan identitas
ini biasanya dilakukan hanya karna ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari
orang-orang sekitarnya.
3. Kurang Terjaminnya
Komitmen, setiap hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua belah
pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya
seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan
melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering
terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim
atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya
itu menghilang atau tidak online lagi.
2.3 Perilaku
negatif dalam interpersonal online-relation
Cyber Cheating bisa dibilang perselingkuhan. ketika seseorang yang secara
nyata memiliki pasangan di dunia nyata, mereka bisa memiliki pasangan juga
didunia maya. Misalnya , pria beristri memiliki sebuah akun di jejaring sosial,
sedangkan istrinya tidak. Tanpa sepengetahuan istrinya, si suami memasang
status 'single' di akun jejaring sosialnya itu. Sehingga secara tidak langsung,
pria beristri ini berkesempatan untuk memiliki gadis single lainnya.
Cyber Flirting adalah merayu atau menggoda yang dilakukan dalam dunia
maya. Dikategorikan negatif karena terkadang si penggoda tidak menggunakan
bahasa yang baik atau bahkan si penggoda ini adalah penyamar pada suatu akun.
Maksudnya, karna banyak terjadi penipuan identitas pada dunia maya, bisa jadi
si penggoda ini menggunakan akun teman atau bahkan musuhnya untuk menggoda
orang lain (bisa dalam jejaring sosial atau game online). Hal itu bisa membuat
masalah pada pemilik akun aslinya. Atau jika si penggoda menggunakan akun
dirinya sendiri pada jejaring sosial lalu menggoda orang lain yang ternyata
telah memiliki pasangan, mungkin dia akan mendapatkan masalah dari pasangan
orang yang telah dia goda, tidak menutup kemungkinan si penggoda ini akan di
bully atau tindakan yang tidak wajar lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar