Minggu, 29 Desember 2013

Psikologi Ketertarikan Interpersonal dalam Internet



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
                Dewasa ini, kemunculan teknologi internet menyebabkan faktor kedekatan hanya dimaknai secara teoritis, yakni jarak berdasarkan satuan kilometer. Teknologi internet rupa-rupanya memediasi orang-orang dengan keterpisahan jarak hinga ribuan mil menjadi seperti berjarak beberapa jengkal saja. Bagaimana tidak, dengan internet, orang dapat menemui orang-orang asing saat itu juga tanpa harus membeli tiket pesawat untuk sekedar bercakap-cakap dan menjadi akrab. Hal ini karena keakraban dan jarak fungsional dalam komunikasi di internet ditentukan oleh layar komputer. Yang menjadi pertanyaan, apakah terdapat perbedaan antara hubungan yang dijalin via computer dibanding dengan yang dibentuk dalam kehidupan sehari-hari? Berbagai riset telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dalam salah satu penelitian, ternyata ditemukan bahwa mereka yang berkenalan melalui internet lebih saling tertarik dibanding mereka yang berjumpa secara langsung (tatap muka). Hal ini dikarenakan, ketika berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang melalui kualitas percakapan, sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung dengan tatap muka, ketertarikannya lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green, & Gleason, dalam Aronson, 2010:2).
1.2 Rumusan Masalah
* Mengetahui tentang ketertarikan Interpersonal dalam internet
* Apa saja hambatan psikologi dalam interpersonal onlone-relatio
* Apa saja perilaku negative dalam interpersonal online-relation

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Fenomena Daya Tarik Interpersonal melalui Internet
Fenomena daya tarik interpersonal atau ketertarikan antar satu indivudu dengan individu lainnya dapat terjadi dengan berbagai cara, baik dengan cara bertatap muka maupun bercakap-cakap via internet. Penyebab dari mengapa seseorang dapat tertarik untuk menjalin persahabatan dan percintaan dengan orang lain dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: faktor kedekatan, kesamaan, kesukaan timbal balik, dan daya tarik fisik (Aronson dkk, 2010). Tempat tinggal yang berdekatan memungkinkan antara orang yang satu dan orang lainnya untuk sering bertatap muka. Semakin sering bertatap muka, maka kemungkinan untuk terjalin komunikasi dan ketertarikan untuk bersahabat semakin mungkin terjadi. Demikian pula dengan faktor kesamaan; orang akan cenderung untuk merasa tertarik dan merasa nyaman jika bertemu dan bercakap-cakap dengan orang lain yang mempunyai kesamaan baik dari segi fisik, opini, pengalaman, kepribadian, maupun gaya interpersonalnya. Sebaliknya, bila bertemu dengan orang-orang yang terlalu banyak perbedaannya, orang akan cenderung tidak nyaman dan menjauh. Kemudian, berdasarkan faktor timbal balik, individu akan lebih tertarik jika bercakap-cakap dengan individu lain yang dia ketahui menyukai dirinya dan kurang tertarik dengan individu yang diketahuinya membencinya. Sementara itu, berdasarkan faktor daya tarik fisik, dalam komunikasi face to face, secara tidak sadar orang akan cenderung tertarik untuk berhubungan interpersonal dengan orang lain yang  menurut persepsinya indah dipandang.
.
2.2 Hambatan psikologi dalam interpersonal online-relation
1. Norma dan Etika yang Kurang Berlaku, sudah tidak jarang bahkan untuk saat ini sudah banyak kita lihat seorang pengguna        internet yang terlalu frontal dalam memberikan komentar-komentarnya dijejaring social, saya ambil contoh seperti  disitus yahoo.com. berbagai macam orang berkomentar dengan mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak dikatakan disitu. Jadi sang pengguna ini telah melanggar norma dan etika yang berlaku.
2. Adanya Identitas Palsu, seperti yang kita lihat sekarang banyak sekali orang yang memalsukan identitasnya. Dalam kata lain dia tidak menjadi dirinya sendiri. Seperti dalam facebook ataupun twitter dan jejaring social lainnya seseorang menggunakan nama lain, tanggal lahir yang tidak sesuai bahkan ada yang menuliskan status-status yang aneh atau kita bisa sebut “ALAY”. dan pemalsuan  identitas ini biasanya dilakukan hanya karna ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari orang-orang sekitarnya.
3. Kurang Terjaminnya Komitmen, setiap hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua belah pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya itu menghilang atau tidak online lagi.

2.3 Perilaku negatif dalam interpersonal online-relation
Cyber Cheating bisa dibilang perselingkuhan. ketika seseorang yang secara nyata memiliki pasangan di dunia nyata, mereka bisa memiliki pasangan juga didunia maya. Misalnya , pria beristri memiliki sebuah akun di jejaring sosial, sedangkan istrinya tidak. Tanpa sepengetahuan istrinya, si suami memasang status 'single' di akun jejaring sosialnya itu. Sehingga secara tidak langsung, pria beristri ini berkesempatan untuk memiliki gadis single lainnya.

Cyber Flirting adalah merayu atau menggoda yang dilakukan dalam dunia maya. Dikategorikan negatif karena terkadang si penggoda tidak menggunakan bahasa yang baik atau bahkan si penggoda ini adalah penyamar pada suatu akun. Maksudnya, karna banyak terjadi penipuan identitas pada dunia maya, bisa jadi si penggoda ini menggunakan akun teman atau bahkan musuhnya untuk menggoda orang lain (bisa dalam jejaring sosial atau game online). Hal itu bisa membuat masalah pada pemilik akun aslinya. Atau jika si penggoda menggunakan akun dirinya sendiri pada jejaring sosial lalu menggoda orang lain yang ternyata telah memiliki pasangan, mungkin dia akan mendapatkan masalah dari pasangan orang yang telah dia goda, tidak menutup kemungkinan si penggoda ini akan di bully atau tindakan yang tidak wajar lainnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar