Selasa, 25 Desember 2012

Anarkisme Y\ang Semakin Mem"Budaya" di Kalangan Pelajar


Seperti yang kita ketahui kasus anarkis pada pelajar bukan hanya terjadi akhir-akhir ini. Berbagai peristiwa yang muncul sangat mencoreng dunia pendidikan, salah satunya adalah tawuran antar pelajar. KPAI menyatakan , kasus tawuran di Indonesia sudah memprihatinkan. Menurut catatan KPAI, di wilayah Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang,Bekasi (Jabodetabek) saja jumlah kasus tawuran pada 2012 sudah mencapai 103 kasus. Dengan jumlah korban meninggal 17 anak. Sedangkan ditahun 2011 terjadi sebesar 96 kasus, dengan jumlah yang meninggal sebanyak 12 anak. Dari fakta diatas kita bisa melihat gagalnya system pendidikan. Yang lebih mencengangkan adalah ternyata tidak hanya pelajar SMP dan SMA saja yg berbuat anarkis tetapi mahasiswa juga melakukan hal yang sama. Seharusnya sebagai tingkatan pelajar yang paling tinggi dan sudah bisa berpikir dewasa,mereka harus bisa memberikan contoh yang baik. Kasus yang  marak terjadi antar pelajar biasanya dipicu oleh beberapa factor:Kasus seperti ini tentu sangatlah meresahkan para orangtua murid dan juga menjadi pr para lembaga pendidikan agar bagaimana supaya tawuran tidak menjadi “budaya” di kalangan peserta didik, dan tentu pemerintah dan pelajar harus bekerja sama dalam memutus mata rantainya. Remaja yang terlibat perilaku anarkis biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Ciri-ciri remaja yang kurang bisa beradaptasi biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang atau pihak lain pada setiap masalahnya dan memilih menggunakan cara singkat untuk memecahkan masalahnya. Disini kita akan membahas peran orangtua dan lembaga pendidikan terhadap pelajar yang semakin anarkis.
  • Peran orangtua  :
Orangtua dalam hal ini tentulah sangat berperan penting, karena keluarga merupakan bagian paling kecil dari masyarakat dimana orangtualah yang mengetahui pertumbuhan dan perkembangan si anak mulai dari mereka balita dan pendidikan anak yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga. Perilaku orangtua juga harus diperhatihatikan, karna biasanya anak banyak mencontoh apa yang orangtua lakukan apa yang orangtua bicarakan dan tentu saja cara bersikap. Sebagai contoh apabila didalam keluarga sering terjadi kekerasan jelas berdampak pada anak. Anak ketika beranjak dewasa,belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya. Sehingga wajar apabila ia melakukan kekrerasan di lingkungannya. Sebaliknya apabila didalam keluarga dipenuhi dengan rasa kasih sayang dan diajarkan norma-norma baik, anak akan turut serta menerapkan di lingkungan sekitarnya. Menanamkan dasar pendidikan moral anak,memberikan dasar pendidikan social, dan meletakkan dasar-dasar agama Tetapi dalam hal ini lingkungan juga berpengaruh terhadap perilaku anak. Tugas orangtua adalah mengawasi, jangan sampai anak terjerumus ke dalam pergaulan/lingkungan yang tidak baik. Berkomunikasi dan perhatian adalah kuncinya.
Sering berkomunikasi bisa memudahkan orangtua dalam memantau apa saja yang dilakukan anak disekolah dan lingkungan masyarakat. Sehingga anak pun tidak segan menceritakan masalah apapun yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
  • Peran lembaga pendidikan :
Sebagai lembaga pendidikan, peran sekolah memiliki arti penting dalam membentuk karakter siswa itu sendiri.  Para siswa harus menyadari bahwa mereka adalah generasi muda penerus bangsa. Tugas pihak sekolah adalah bagaimana caranya membangun mental para siswa yang masih dalam tahap pencarian jati diri ini agar tidak cepat terpengaruh dan cenderung bertindak sesuka hati mereka. Kasus tawuran menunjukkan minimnya kesadaran dan tanggung jawab pemimpin sekolah terhadap anak didik mereka. “Kalau hanya siswa yang diberikan sanksi memunculkan kesan lempar tanggung jawab yang dilakukan institusi pendidikan. Perilaku siswa adalah cerminan bentuk pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah, kalau siswa berperilaku buruk berarti ada kegagalan dari pihak sekolah dalam melakukan pembinaan,” jelas pemerhati pendidikan Kota Bogor dari Universitas Pakuan (Unpak) Bibin Rubini.


Salah satu contoh anarkisme di kalangan pelajar adalah tawuran.

Tanggapan :
Menurut saya hal tersebut sangat tidak pantas dilakukan mereka sebagai seorang pelajar. Mereka seharusnya menyadari tugas mereka sebagai seorang pelajar adalah belajar, tidak lebih dari itu. Mereka adalah generasi muda yang harus dipersiapkan dari sekarang yang nantinya akan memimpin negeri ini. Kalau generasi mudanya sudah berantakan seperti ini siapa lagi yang akan meneruskan tahta kepempinan nantinya. Mereka juga harus bisa memilih dengan siapa mereka berteman, karna pergaulan sangat berpengaruh untuk memicu tindakan-tindakan yang tidak diinginkan.
Saran :
Seorang pelajar sebaiknya bisa memilah dan memilih dengan siapa seharusnya mereka bergaul. Karna pergaulan sangat mempengaruhi perilaku mereka,bagaimana mereka berfikir, dan bertindak. Sebaiknya jika ada masalah, pelajar terlebih dahulu mendiskusikan kepada pihak sekolah masing-masing, dan dibicarakan baik-baik. Jangan terlalu cepat mengambil tidakan kekerasan dan terpancing emosi. Tidak akan ada tindak anrkisme apabila pelakunya bisa berfikir rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar