Seperti yang kita ketahui kasus anarkis
pada pelajar bukan hanya terjadi akhir-akhir ini. Berbagai peristiwa yang
muncul sangat mencoreng dunia pendidikan, salah satunya adalah tawuran antar
pelajar. KPAI menyatakan , kasus tawuran di Indonesia sudah memprihatinkan.
Menurut catatan KPAI, di wilayah Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang,Bekasi
(Jabodetabek) saja jumlah kasus tawuran pada 2012 sudah mencapai 103 kasus.
Dengan jumlah korban meninggal 17 anak. Sedangkan ditahun 2011 terjadi sebesar
96 kasus, dengan jumlah yang meninggal sebanyak 12 anak. Dari fakta diatas kita
bisa melihat gagalnya system pendidikan. Yang lebih mencengangkan adalah
ternyata tidak hanya pelajar SMP dan SMA saja yg berbuat anarkis tetapi
mahasiswa juga melakukan hal yang sama. Seharusnya sebagai tingkatan pelajar
yang paling tinggi dan sudah bisa berpikir dewasa,mereka harus bisa memberikan
contoh yang baik. Kasus yang marak
terjadi antar pelajar biasanya dipicu oleh beberapa factor:Kasus seperti ini
tentu sangatlah meresahkan para orangtua murid dan juga menjadi pr para lembaga
pendidikan agar bagaimana supaya tawuran tidak menjadi “budaya” di kalangan
peserta didik, dan tentu pemerintah dan pelajar harus bekerja sama dalam memutus
mata rantainya. Remaja yang terlibat perilaku anarkis biasanya kurang mampu
melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Ciri-ciri remaja yang
kurang bisa beradaptasi biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari
masalah, menyalahkan orang atau pihak lain pada setiap masalahnya dan memilih
menggunakan cara singkat untuk memecahkan masalahnya. Disini kita akan membahas
peran orangtua dan lembaga pendidikan terhadap pelajar yang semakin anarkis.
- Peran orangtua :
Orangtua dalam hal ini tentulah sangat
berperan penting, karena keluarga merupakan bagian paling kecil dari masyarakat
dimana orangtualah yang mengetahui pertumbuhan dan perkembangan si anak mulai
dari mereka balita dan pendidikan anak yang paling banyak diterima anak adalah
dalam keluarga. Perilaku orangtua juga harus diperhatihatikan, karna biasanya
anak banyak mencontoh apa yang orangtua lakukan apa yang orangtua bicarakan dan
tentu saja cara bersikap. Sebagai contoh apabila didalam keluarga sering
terjadi kekerasan jelas berdampak pada anak. Anak ketika beranjak
dewasa,belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya. Sehingga wajar
apabila ia melakukan kekrerasan di lingkungannya. Sebaliknya apabila didalam
keluarga dipenuhi dengan rasa kasih sayang dan diajarkan norma-norma baik, anak
akan turut serta menerapkan di lingkungan sekitarnya. Menanamkan dasar
pendidikan moral anak,memberikan dasar pendidikan social, dan meletakkan
dasar-dasar agama Tetapi dalam hal ini lingkungan juga berpengaruh terhadap
perilaku anak. Tugas orangtua adalah mengawasi, jangan sampai anak terjerumus
ke dalam pergaulan/lingkungan yang tidak baik. Berkomunikasi dan perhatian
adalah kuncinya.
Sering
berkomunikasi bisa memudahkan orangtua dalam memantau apa saja yang dilakukan
anak disekolah dan lingkungan masyarakat. Sehingga anak pun tidak segan
menceritakan masalah apapun yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
- Peran lembaga pendidikan :
Sebagai lembaga pendidikan, peran
sekolah memiliki arti penting dalam membentuk karakter siswa itu sendiri. Para siswa harus menyadari bahwa mereka adalah
generasi muda penerus bangsa. Tugas pihak sekolah adalah bagaimana caranya
membangun mental para siswa yang masih dalam tahap pencarian jati diri ini agar
tidak cepat terpengaruh dan cenderung bertindak sesuka hati mereka. Kasus
tawuran menunjukkan minimnya kesadaran dan tanggung jawab pemimpin sekolah
terhadap anak didik mereka. “Kalau hanya siswa yang diberikan sanksi
memunculkan kesan lempar tanggung jawab yang dilakukan institusi pendidikan.
Perilaku siswa adalah cerminan bentuk pembinaan yang dilakukan oleh pihak sekolah,
kalau siswa berperilaku buruk berarti ada kegagalan dari pihak sekolah dalam
melakukan pembinaan,” jelas pemerhati pendidikan Kota Bogor dari Universitas
Pakuan (Unpak) Bibin Rubini.
Salah satu contoh
anarkisme di kalangan pelajar adalah tawuran.
Tanggapan
:
Menurut
saya hal tersebut sangat tidak pantas dilakukan mereka sebagai seorang pelajar.
Mereka seharusnya menyadari tugas mereka sebagai seorang pelajar adalah
belajar, tidak lebih dari itu. Mereka adalah generasi muda yang harus
dipersiapkan dari sekarang yang nantinya akan memimpin negeri ini. Kalau
generasi mudanya sudah berantakan seperti ini siapa lagi yang akan meneruskan
tahta kepempinan nantinya. Mereka juga harus bisa memilih dengan siapa mereka
berteman, karna pergaulan sangat berpengaruh untuk memicu tindakan-tindakan
yang tidak diinginkan.
Saran
:
Seorang
pelajar sebaiknya bisa memilah dan memilih dengan siapa seharusnya mereka
bergaul. Karna pergaulan sangat mempengaruhi perilaku mereka,bagaimana mereka
berfikir, dan bertindak. Sebaiknya jika ada masalah, pelajar terlebih dahulu
mendiskusikan kepada pihak sekolah masing-masing, dan dibicarakan baik-baik.
Jangan terlalu cepat mengambil tidakan kekerasan dan terpancing emosi. Tidak akan
ada tindak anrkisme apabila pelakunya bisa berfikir rasional.