1. PERBEDAAN
ANTARA PSIKOTERAPI & KONSELING
a.
Mengenai tujuan
KONSELING
Menurut Hahn dan
MacLean (1955) : Tujuan konseling menitikberatkan pada upaya pencegahan agar
penyimpangan yang merusak dirinya tidak timbul. Konseling berhubungan dengan
rencana jangka panjang yang bersangkut paut dengan pendidikan dan pekerjaan
atau jabatan seseorang serta pencegahan terhadap munculnya gangguan dalam
bidang kesejahteraan mental.
PSIKOTERAPI
Sedangkan Menurut
Hahn dan MacLean (1955), psikoterapi terlebih dahulu menangani penyimpangan
yang merusak dan baru kemudian menangani usaha pencegahannya. Singkatnya
berhubungan dengan tujuan penyembuhan.
b. Mengenai
klien, konselor dan penyelenggaranya
KONSELING
·
Klien
yang menjalani konseling tidak digolongkan sebagai penderita penyakit jiwa,
tetapi dipandang sebagai seseorang yang mampu memilih tujuan-tujuannya, membuat
keputusan dan secara umum bisa bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri
dan terhadap hari depannya.
·
Konseling
dipusatkan pada keadaan sekarang dan yang akan datang.
·
Kegiatan
konseling bisa dilakukan misalnya di sekolah atau di Lembaga Pendidikan yang
lain termasuk Perguruan tinggi, Lembaga atau Biro khusus atau praktik ptribadi
untuk memberikan terhadap layanan itu.
PSIKOTERAPI
·
Menurut
Patterson dan Pallone, keduanya
menyatakan bahwa psikoterapi diberikan kepada seseorang sebagai pasien.
·
Psikoterapi
juga bisa dilakukan dalam kegiatan yang sifatnya klinis di sekolah atau
Lembaga/Yayasan tersebut, dengan pengaturan tempat dan suasana yang khusus,
sekalipun lebih banyak dilakukan di lembaga yang berhubungan dengan kesehatan.
c.
Mengenai metode
Perbedaan antara
keduanya sebenarnya tidak terlalu besar, demikian diucapakan oleh Patterson,
karena beberapa metode pada masing-masing seperti penciptaan rapport, peranan
klien dan arah hubunga atau pendekatan, kesemuanya dipakai oleh keduanya.
Brammer & Shostrom mengemukakan bahwa :
1.
Konseling
ditandai oleh adanya terminology seperti: “educational,
vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness,
normal, present-time dan short-term.”
2.
Sedangkan
psikoterapi ditandai oleh: “supportive
(dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on
the past, neurotics, and other severe emotional problems and long-term.”
2.
BENTUK-BENTUK UTAMA DARI TERAPI
Pada
awalnya, Wohlberg (dalam Gunarsa, 1992) mengatakan bahwa konseling yang
berhubungan dengan tujuan yaitu untuk memberikan support atau dukungan (supportive)
dan mendidik kembali (reeducation), sedangkan psikoterapi bertujuan
untuk merekonstruktif kepribadian seseorang (reconstructive)
Berdasarkan
ketiga tujuan tersebut, ternyata masing – masing memiliki bentuk – bentuk
terapi yang dibagi ke dalam tiga terapi sesuai dengan tujuan dari terapi
tersebut, yaitu yang pertama terapi supportive, kedua terapi reeducative,
dan yang terakhir adalah terapi reconstructive. Berikut penjelasan
mengenai ketiga terapi tersebut:
·
Terapi Supportive adalah suatu bentuk terapi
alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik
terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan
hidup terhadap gangguan psikisnya. Psikoterapi supportive (supresif atau
non spesifik). Tujuan psikoterapi jenis ini ialah menguatkan daya tahan mental
yang dimilikinya sehingga lebih bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Lalu seperti yang dikatakan oleh (Maramis, 2005) psikoterapi ini juga berfungsi
untuk mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik
untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. Sedangkan menurut Anonym tahun
2001, supportive meningkatkan kemampuan adaptasi lingkungan. Supportive
Therapy dibagi kedalam beberapa bentuk, antara lain adalah Ventilasi
yaitu suatu bentuk psikoterapi supportive yang memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai
hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang. Selain ventilasi,
ada juga persuasi yaitu suatu bentuk psikoterapi suportif yang dilakukan
dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang
timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang
dihadapinya. Selanjutnya ada Reassurance yaitu suatu bentuk psikoterapi supportive
yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi
masalah yang dihadapinya. Lalu ada Sugestive yaitu suatu bentuk
psikoterapi supportive yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien
bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang. Sedangkan bimbingan juga termasuk
kedalam psikoterapi ini yang diartikan sebagai suatu bentuk yang memberi
nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian. Terakhir yang tergolong dalam
psikoterapi ini adalah penyuluhan (membantu pasien mengerti dirinya sendiri
secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat
menyesuaikan diri).
·
Terapi Reeducative adalah mencapai pengertian tentang
konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha
berencana untuk menyesuaikan diri., memodifikasikan tujuan dan membangkitkan
serta mempergunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reedukatif
antara lain adalah terapi hubungan antar manusia (relationship therapy),
terapi sikap (attitude therapy), terapi wawancara (interview therapy)
analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf Meyer),
Konseling terapetik, Terapi case work, Reconditioning, Terapi kelompok
yang reedukatik, dan terakhir Terapi somatik
·
Reconstructive therapy adalah
terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas,
interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Tujuannya adalah untuk merubah
kepribadian sehingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih
efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan
dilahirkannya potensi adaptif baru. Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara
lain dengan Psikoanalisa freud dan Psikoanalisa non freud psikoterapi yang
berorientasi kepada psikoanalisa dengan cara: asosiasi bebas, analisis mimpi,
hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi main, terapi kelompok analitik.
Beberapa jenis psikoterapi suportif semua dokter kiranya harus dapat melakukan
psikoterapi suportif jenis katarsis, persuasi, sugesti, penjaminan kembali,
bimbingan dan penyuluhan (konseling) kembali memodifikasi tujuan dan
membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada.
Daftar Pustaka
Elvira SD.
(2005). Kumpulan makalah psikoterapi. Depok: Balai Penerbit FKUI.
Gunarsa,
Singgih. (1992). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Mappiare, Andi. 1992. Pengantar konseling dan psikoterapi.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Semiun.
Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius