KONSEP UTAMA
Gerald Corey menjelaskan bahwa terapi
behavioral adalah pendekatan-pendekatan terhadap konseling dan psikoterapi yang
berkaitan dengan pengubahan tingkah laku. Pendekatan, teknik, dan prosedur yang
dilakukan berakar pada berbagai teori tentang belajar. Terapi behavior
adalah salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang
ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa
bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan
masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Aktifitas inilah yang
disebut sebagai belajar.
Hakikat Manusia dalam Terapi Behavioral
Hakikat manusia dalam pandangan para
behaviorist adalah pasif dan mekanistis. Manusia dianggap sebagai sesuatu yang
dapat dibentuk dan doprogram sesuai dengan keinginan lingkungan yang
membentuknya. Perilaku manusia adalah efek dari lingkungan dan pengaruh yang
paling kuat. Maka hal itulah yang akan membentuk diri individu.
UNSUR-UNSUR TERAPI BEHAVIORAL
1. Munculnya gangguan
Terapi
perilaku (Behaviour Therapy) adalah pendekatan untuk psikoterapi yang didasari oleh teori belajar yang
bertujuan untuk menyembuhkan psikopatologi seperti: depression, anxiety
disorders, phobias, dengan memakai teknik yang didesain menguatkan kembali
perilaku yang diinginkan dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
2. Tujuan
terapi
Terapi behavioral memfokuskan pada
persoalan-persoalan perilaku spesifik atau perilaku menyimpang yang bertujuan
untuk menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar dengan dasar bahwa
segenap tingkah laku itu dipelajari, termasuk tingkah laku yang maladaptif.
3. Peran
terapis
Perhatian utama konselor behavioral adalah
perilaku yang tampak. Dengan alasan ini banyak asumsi yang berkembang tentang
pola hubungan konselor dengan klien lebih manipulatif-mekanistik dan sangat
tidak pribadi. Namun setelah diperhatikan lebih lanjut, pendekatan dalam
konseling behavioral lebih cenderungg direktif karena dalam pelaksanaannya
konselor-lah yang lebih banyak berperan.
Sikap yang dimiliki oleh konselor behavior
adalah lebih menerima dan mencoba memahami apa yang dikemukakan konseli tanpa
menilai dan mengkritiknya. Dalam proses terapi, konselor berperan sebagai guru
atau mentor.
Peran Konselor:
a. Menyebutkan
tingkah laku maladaptif
b. Memilih
tujuantujuan yang masuk akal
c. Mengarahkan
dan membimbing keluarga untuk merubah tingkah laku yang tak sesuai.
Tugas utama terapis adalah melakukan tindak
lanjut penilaian untuk melihat apakah perubahan yang tahan lama dari waktu ke
waktu. Penekanannya adalah untuk membantu klien mempertahankan perubahan dari
waktu ke waktu dan memperoleh keterampilan mengatasi perilaku dan kognitif
untuk mencegahnya kambuh.
Teknik-teknik Terapi Behavioral
Untuk mencapai tujuan dalam proses konseling
diperlukan teknik-teknik yang digunakan untuk pengubahan perilaku. Beberapa
tekniknya sebagai berikut:
a. Desensitisasi
Sistematis
Desensitisasi
sistematis merupakan teknik relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku
yang diperkuat secara negatif, biasanya berupa kecemasan, dan menyertakan
respon yang berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan dengan cara
memberikan stimulus yang secara perlahan dan santai.
b. Terapi
Implosif
Terapi Implosif
dikembangkan atas dasar pandangan tentang seseorang yang secara berulang-ulang
dihadapkan pada situasi kecemasan dan konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan
ternyata tidak muncul, maka kecemasan akan hilang. Atas dasar itu klien diminta
untuk membayangkan stimulus-stimulus yang menimbulkan kecemasan.
c. Latihan
Perilaku Asertif
Latihan perilaku
asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan untuk
menyatakan dirinya bahwa tindakannya layak atau benar.
d. Pengkondisian
Aversi
Teknik pengkondisian
diri digunakan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara menyajikan
stimulus yang tidak menyenangkan, sehingga perilaku yang tidak dikehendaki
tersebut terhambat kemunculannya.
e. Pembentukan
Perilaku Model
Perilaku model
digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien, memperkuat perilaku yang
sudah terbentuk dengan menunjukkan kepada klien tentang perilaku model, baik
menggunakan model audio, model fisik, atau lainnya yang dapat diamati dan dipahami
jenis perilaku yang akan dicontoh.
f. Kontrak
Perilaku
Kontak perilaku adalah
persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan klien) untuk mengubah
perilaku tertentu pada klien. Dalam terapi ini konselor memberikan ganjaran
positif yang penting dibandingkan memberikan hukuman jika kontrak tidak berhasil.
g. Token
Ekonomi
Token ekonomi dapat
digunakan untuk membentuk tingkah laku apabila persetujuan dan pemerkuat yang
tidak bisa diraba lainnya tidak memberikan pengaruh. Dalam token ekonomi,
tingkah laku yang layak bisa diperkuat dengan perkuatan
yang nyata yang nantinya bisa ditukarkan dengan objek atau hak istimewa yang
diinginkan. Tujuan prosedur ini adalah mengubah motivasi yang ekstrinsik
menjadi motivasi yang intrinsik. Diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang
diinginkan akhirnya dengan sendirinya akan menjadi cukup mengganjar untuk
memelihara tingkah laku yang baru.
SUMBER
Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika
Aditama